Mungkin anda bertanya-tanya apa arti (makna)
judul tulisan ini, berani bertaruh (sayang,
tidak boleh dalam ajaran agama saya), bahwa sebagian besar lebih tahu makna
yang pertama Cogito Ergo Sum dibandingkan Credo Ego Sum.
Cogito
Ergo Sum
Benar…, kata yang pertama, cogito ergo sum, lebih dikenal dengan kata yang menunjukkan
eksistensi manusia di dunia ini. kata tersebut merupakan ucapan terkenal dari
Descrates. Ada apa dengan kalimat ini kok
dikaitkan dengan Descartes?... kalimat ini berarti: “aku berfikir maka aku ada”, artinya jika manusia berfikir dengan
menggunakan potensi luar biasa yang telah Allah anugerahkan (dan ini pula yang
membedakan dengan ciptaan lain di alam jagat ini), yaitu akal (otak), dapat dipastikan
bahwa pada hakikatnya manusia tersebut ‘betul-betul ada sebagai manusia’,
sebaliknya, jika seorang manusia tidak menggunakan pikirannya (tidak pernah
berfikir dengan keras, cenderung menggunakan bagian terkecil dari kemampuannya
otaknya) jangan disalahkan orang lain jika anda dikatakan ‘telah mati’ karena
tidak mampu berfikir.
Saya pernah mengalami bagaimana prinsip cogito ergo sum menjadi suatu kebenaran,
kalimat ini terkait erat dengan eksistensi kita sebagai manusia. Bagaimana
terjadi? Dalam suatu sessi kuliah saya diberikan tugas untuk membuat makalah (sama dengan teman-teman
lain), padahal kondisi saya saat itu lebih pantas untuk tidak mengerjakan
membuat tulisan, apa pasalnya? Kesadaran
mind saya belum sepenuhnya normal ,setelah selama kurang lebih 8 hari mengalami
apa yang banyak orang menyebut, tidak hidup dan tidak mati, alias koma…
Dalam kondisi seperti itulah, saya menyadari
betul bagaimana kondisi psikis ternyata sangat mempengaruhi saya sendiri!!,
pada titik ini saya kemudian menyadari alasan orang melakukan bunuh diri di
daerah saya (Gunungkidul, kebetulan tempat dimana kejadian bunuh diri ini
adalah tetangga desa saya) lebih banyak ditentukan oleh factor ketidakmampuan
mengatasi masalah-masalah yang menghimpit korban. Dalam bukunya "pulung gantung", Darmaningtyas
berkesimpulan bahwa fenomena bunuh diri dengan cara menggantung merupakan wujud
jalan pintas menyelesaikan ketidakberdayaan menghadapi sebuah masalah
(terutama, penyakit kronis yang menimpanya). ketidakberdayaan tersebut tidak
akan keluar dari factor ekonomi, walhasil cara paling mudah dan murah untuk mengakhiri
hidup adalah menggunakan seutas tali yang bisa didapatkan dimana saja
(bandingkan dengan harus membeli apotas yang membutuhkan modal yang lebih
banyak)
kembali
ke tugas kuliah, Pikiran positif dalam alam bawah sadar
kita ternyata sangat mempengaruhi hidup kita, ini kesimpulan saya. Pasalnya,
tugas yang cukup banyak tersebut dapat
terselesaikan tanpa harus meminta bantuan teman-teman mengerjakan!,
sebabnya: dalam pikiran saya, saya tanamkan kuat bahwa “aku harus menyelesaikan tugas ini dengan caraku sendiri” karena ini
sangat terkait erat dengan eksistensi saya dihadapan orang lain (terutama rasa
malu dengan teman sekelas jika mengerjakannya bukan hasil diri sendiri… hehe).
Dan lebih bersyukur lagi, ternyata teman-teman saya banyak memberikan support
berupa bahan tulisan, antar gratis dsbnya (selain menyelesaikan tugas
tentunya). Dua factor inilah yang kemudian membentuk kemauan kuat untuk
membuktikan diri bahwa saya ADA
sebagai manusia!!!
Credo
Ego Sum
(dari kiri: M. Yusri, syaiful Bahri, Ikhwanudin, Ajib) |
Hasilnya adalah tesis‘seadanya’ yang meluluskan
saya dari kuliah, karena kalimat saya percaya maka aku ada!..
Pertanyaannya: kalimat mana yang anda suka untuk
membuktikan bahwa anda ADA?? Cogito
Ergo Sumataukah Credo Ego Sum?
NB:
•
Buat temen AAA: kang Yusuf, kang Yusri,
kang Saipul, kang Zaidun dll, terima kasih telah mensupport selama ini, memang kalian sahabat luar biasa… terima kasih
trik main kartunya, bermanfaat loh... hehe, khusushon
mas Ajib.. matur nuwun sanget kagem ojek
gratis antar jemput selama lebih dari 4 bulan… entah dengan cara apa diriku
membalasnya… juga temen-temen lain yang senantiasa memberikan support tiada
terkira.
•
Juga buat teman-teman satu kontrakan
(Said dan Aly), kalau tanpa kalian belum tentu jadi itu tesis, dan kalau tidak
jadi tesis ya tulisan ini tidak bakalan ada donk.
Ucapan ini sebagai pengganti ketiadaan ucapan terima kasih di tesis. Soale
terkait dengan ucapan terima kasih buat yang dibawah ini
•
Buat Wahyudi, gara-gara ente, setitik
kesalahan dalam berbahasa Indonesia jadi terlihat begitu besar… tapi jadi
kalimat yang efektif dan efisien .. walaupun, masih saja banyak yang salah.
tenkyu
•
Buat seseorang… benerkan??? Kamu akhirnya bisa mengerjakan dan menyelesaikan. Nah
tinggal pilih sekarangcogito ergo sum atau credo Ego sum? Oiya, pada akhirnya kembali kedirimu sendiri loh…
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar