Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2012

Muallimin dulu, sekarang dan nanti

   Baru saja, tanpa sengaja saya menemukan sebuah leaflet tentang Muallimin Yogyakarta, saya perkirakan dicetak pada tahun 1994-an, karena di halaman belakang jumlah asramnya baru 5 tempat (asrama dekat masjid Al-barokah). Biasa-biasanya pertama menemukannya, ah.. masih ada to buku lama pikirku. Tetapi ada sesuatu yang menarik di halaman sebelum terakhir, yaitu halaman yang memuat komentar Alumni (Prof., DR. Syafii Maarif, DR. Khoiruddin Bashori., Drs. Med, Athailla A. Latif dan Zamroni A.S.,B.A.).    Buya Syafii menceritakan bagaimana kebesaran Mu’allimin sebagai sebuah mercusuar yang dikenal dalam proses pembentukan KEPRIBADIAN dan wawasan keagamaan yang diasuh oleh ulama-ulama beken seperti: KH. Jazari Hisyam, KH. Mahfudzh Siradj, Kyai Balia Umar dan sebagianya. Dalam komentarnya, Buya Syafii menegaskan akan penting Muallimin sebagai sekolah yang diperlukan dalam memberikan fondasi kepribadian dan wawasan keagamaan bagi calon-calon pejuang Islam di Neger

Jangan jadi Orang Sederhana jika bukan karena pilihan!

     Tulisan akan saya mulai dengan sebuah pernyataan seorang teman, “kesederhanaan itu merupakan sebuah pilihan”     Pernyataan ini kemudian memberikan semacam ‘stimulus’ dalam pikiran saya, apakah benar seperti itu?... ternyata dalam kehidupan modern seperti saat ini, pernyataan tersebut menemukan korelasinya (sebenarnya sih sejak zaman baheula kesederhanaan merupakan pilihan hidup bukan keterpaksaan)     Hanya saja, memang mengartikan perwujudan sikap sederhana agar semua orang setuju bukanlah hal yang mudah, melainkan memberikan kesulitan tersendiri, sama halnya  merumuskan makna cantik… sangat relative! Artinya: bagi seorang Menteri yang memakai mobil XXX merupakan hal biasa, padahal bagi orang lain bisa jadi merupakan bentuk keangkuhan karena tidak peka dengan lingkungan.    Ini juga yang menjadi pertanyaan besar bagi saya, dalam konteks pendidikan bisa jadi dikotomi ini dapat ditemui dalam lembaga pendidikan yang disebut dengan boarding school dan (misalnya) Pesantren disi

Catatan Akhir Tahun 2011 (bag. 2)

         Kegagalan saya pergi ke Purwokerto, membuat saya terpikir untuk pergi ke Lampung, selain sudah setahun tidak kesana lagi-lagi kebetulan disana ada temen juga, malamnya saya online, saya ngobrol dengan adik kelas saya yang berasal dari lampung, ujung-ujungnya saya bertanya kondisi angkutan dari Jogja ke Lampung . Apa jawabnya? Setali tiga uang, kondisi angkutan dari Jogja ke lampung saat liburan akhir tahun seperti ini juga ramai dan padat!!. Akhirnya, saya putuskan untuk tidak kemana-mana, terpikirkan untuk pulang saja esok harinya. Dan saya kemudian tidur… paginya ( Kamis, 29 Desember 2011 ), ada beberapa sms dari temen kuliah yang masuk di hape (sebut namanya IHSAN):

Catatan Akhir Tahun 2011 (bag. 1)

 Hari Rabu, 28 Desember 2011 lalu, saya berencana mengunjungi sahabat saya di Purwokerto. Semua sudah disiapkan, mulai dari bekal perrjalanan (wah, kayak mau naik gunung saja nih) hingga berkas-berkas yang hendak dibahas. Penuh semangat saya mendatangi terminal Yogyakarta yang berada di bagian selatan jalan Ringroad, saya tiba di terminal lebih kurang jam 10.20. setelah menitipkan sepeda besi dipenitipan sepeda motor (dengan akad menginap) saya datang kebagian jurusan Jogja –Purwokerto. Dari jauh saya melihat, banyak kerumunan manusia disekitar bis yang hendak pergi ke purwokerto, saya datangi kerumunan tersebut dan menanyakan: “kira-kira jam berapa bis ini berangkat ke Purwokerto?”, jawab salah seorang penumpang:”mas, kalau mau berangkat sekarang, seat-nya sudah habis, silahkan nunggu penjual tiket (tepatnya memesan nomor kursi, pen), dan itupun kalau kebagian ya berangkat untuk jam 13.30”.!.. alamaaaaaaak!!!, jerit hati saya ketika tahu bahwa setidak-tidaknya saya berangkat ke pu