Kehidupan yang kompleks pada akhirnya menuntun kepada profesionalitas, ini juga yang harus di perhatikan setiap lembaga pendidikan di negeri ini, kemudian menjadi pertanyaan besar: profesionalisme seperti apa yang diharapkan masyarakat dengan adanya suatu lembaga pendidikan??
Pertanyaan ini agaknya terjawab dengan menilik kembali apa makna pendidikan itu sendiri, dengan pemahaman yang baik akan pengertian pendidikan, kita menjadi tahu bagaimana pentingnya pendidikan bagi kita semua. Pendidikan dalam bahasa inggrisnya disebut juga dengan education, kata education tersebut aselinya berasal dari bahasa latin yaitu: educare dan educere. Apa bedanya?
Educare dalam bahasa Latin memiliki konotasi melatih, menjinakkan dana menyuburkan singkatnya akan menuju pada pengertian bahwa pendidikan adalah PROSES menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat sesuatu menjadi “jinak, , dari sebelumnya liar (bukan orang utan) atau acapkali diartikan suatu proses menciptakan kultur baru. Boleh juga kalau sampeyan mengartikannya sebagai proses mengeluarkan potensi yang dimiliki setiap manusia, baik itu potensi olahrasa, olahraga, olahkarsa dan olah-olahan lain.
Educere (campuran preposisi ex yang berarti keluar dari, dan ducere, memimpin) berarti proses kegiatan untuk menarik keluar atau membawa keluar, dapat dicermati pula, bahwa pada akhirnya proses ini membutuhkan dan melahirkan relasi vertical. “Vertical” tentu saja secara sederhana dapat dimaksudkan sebaga relasi antara “murid dan guru”.Tidak salah jika seharusnya seorang guru mendapatkan gelar pahlawan karena besarnya jasa mencerdaskan umat manusia… hehe. Kemudian melihat preposisi ex yang berarti keluar dari, ada dua nilai yang terkandung dari pembimbingan ini, pertama, internal, artinya: manusia yang belajar (dididik) dimaksudkan agar dia dapat keluar dari keterbatasan-keterbatasan fisik yang dialaminya dengan melalui ‘gemblengan’ proses pendidikan sehingga dapat bertahan hidup. Kedua, eksternal, ini mengacu pada relasi horizontal, tujuannya yaitu: manusia dapat saling bekerjasam dengan manusia lain (baca masyarakat) dan membaktikan sepenuhnya pada kepentingan yang lebih luas cakupannya (istilah Mu’allimin dulu: dibenum).
Renungannya adalah: apakah setiap lembaga pendidikan sudah menyadari sepenuhnya akan fungsi keberadaanya nya dalam kehidupan??
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar