Rasa penasaran saya mulai sedikit terjawab ketika saya
pulang (5-7 April 2012), saya
menyempatkan diri bermain ke rumah nenek, dan kebetulan ada bude yang datang, kemudian
terjadi obrolan antara kami (nenek, ibu, paman dan bude (yang kebetulan alumni
Madrasah Mu'allimaat tahun 60’an?) tentang tentang kakek, yang saya penasaran
karena belum pernah bertemu.. obrolan ini akan saya buat menjadi sebuah catatan
petite history, catatan berupa rangkaian cerita yang menghilangkan bentuk
dialog murni seperti halnya ada dalam sebuah obrolan/percakapan yang membentuk
alur cerita.
Alkisah, kakek adalah satu-satunya anak lelaki (juga menjadi anak pertama) dari
9 bersaudara, dilahirkan pada tahun 1912 (tahun ini saya rasa hanya perkiraan belaka)
di Karang Tengah, Wonosari, Gunungkidul. Tidak ada keterangan lebih detail bagaimana kehidupan beliau dimasa kecil,
tetapi ada suatu kejadian yang menarik bahwa suatu saat ketika beliau sedang di
kebun tiba-tiba terlintas dalam benaknya bahwa kalau dirinya hanya ada disini
(tidak berhijrah) makanya kehidupannya akan biasa-biasa saja, dirinya hanya
menjadi sebatas anak petani biasa yang mempunyai tanggung jawab besar sebagai
satu-satunya lelaki dan tertua dikeluarganya. Renungan di sawah (tepatnya
ladang) tersebut pada akhinya membawa motivasi kuat pergi ke kuto Ngayogyakarto.
Saya kurang begitu ingat cerita bagaimana beliau bisa
tiba di Yogyakarta, yang jelas dengan kemauan kuat, simbah kemudian ikut
sebuah pengajian dan sempat ikut dalam mengurusi sebuah panti asuhan (sekarang
dikenal dengan panti asuhan lowanu), sebuah kebetulan bahwa simbah termasuk yg
bisa berhitung dan tentu membaca, sehingga dalam perjalanannya, sempat menjadi
mandor? waktu pembangunan (sekarang) gedung BNI dekat perempatan selatan
Malioboro (Bank Indonesia)..
Ohya, pengajian yang dulu sering diikuti simbah itu adalah pengajian wal-ashri!!, tentang
pengajian wal’ashri, silahkan lihat http://tablighpp.blogspot.com/2011/02/meneladani-kepemimpinan-tokoh-tokoh.html....
Bersambung..
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar